Penilaian Jujur Toni Nadal Tentang Alexandra Eala Usai Aksi Heroik Di Miami

Petenis berkebangsaan Filipina pertama kali memperlihatkan bakat yang luar biasa pada musim 2022 ketika ia memenangkan US Open kategori junior, termasuk mengalahkan petenis peringkat 6 dunia, Mirra Andreeva dalam perjalanan memenangkan gelarnya.

Petenis yang bergabung dengan Rafa Nadal Academy ketika masih berusia 12 tahun, mendapatkan wildcard untuk berkompetisi di Miami Open musim 2025 dan ia memanfaatkan kesempatan emas tersebut dengan sebaik-baiknya.

Petenis berusia 19 tahun secara mengejukan mampu menaklukkan serangkaian juara Grand Slam dalam perjalanan menuju semifinal Miami Open. Ia mengandaskan juara French Open musim 2017, Jelena Ostapenko di babak kedua, disusul dengan mengaramkan juara Australian Open musim 2025, Madison Keys di babak ketiga.

Setelah mendapatkan WO dari Paula Badosa, ia meneruskan statusnya sebagai penakluk juara Grand Slam setelah ia secara mengejutkan mampu membenamkan petenis yang telah mengantongi lima gelar Grand Slam, Iga Swiatek di perempatfinal.

Salah satu mantan pelatih sekaligus paman Rafael Nadal, Toni duduk di kotak pendukung Eala ketika sang petenis memetik kemenangan yang impresif atas Swiatek.

Petenis yang lulus dari Rafa Nadal Academy pada tahun 2023, lalu kalah di semifinal Miami Open melawan Jessica Pegula, tetapi ia mengalami kenaikan peringkat, dari peringkat 140 dunia menjadi peringkat 75 dunia.

“Bagi akademi dan bagi saya, khususnya, itu kesuksesan besar,” komentar Toni terkait sepak terjang Eala di Miami musim ini.

“Ia telah menjadi salah satu siswi yang bersama kami untuk waktu yang lama. Selama itu, tidak pernah ada satu keluhan pun dari siapa pun, baik darinya maupun dari keluarganya.”

“Ia memperlihatkan potensi yang luar biasa karena tidak mudah untuk menaklukkan petenis peringkat 2 dunia dan petenis peringkat 5 dunia di turnamen yang sama. Begitu ia mendapatkan permainan yang tepat, ia bisa berada di antara para petenis terbaik dunia.”

“Ia bertahan melawan Swiatek dan tidak menyerah. Hanya di satu momen, pada kedudukan 2-0 set kedua, ia sedikit ragu dan harus tampil lebih agresif dengan servisnya.”